Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mahasiswa ITERA Menentang RUU TNI: Ancaman Militerisasi dalam Ranah Sipil


Foto : Dokumentasi Kegiatan Konsolidasi Aktivis Mahasiswa ITERA Tolak RUU TNI (Ugy/filsafatmuslim.com)

Filsafat Muslim – Pada 21 Maret 2025 di Lampung Selatan, Penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) TNI terus menguat, terutama dari kalangan akademisi dan mahasiswa. Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) menyoroti potensi kembalinya keterlibatan militer dalam urusan sipil, sebuah praktik yang telah dihapus sejak era reformasi 1998.

Dalam diskusi yang digelar oleh KM ITERA, diputuskan bahwa konsolidasi lanjutan akan dilakukan pada Jumat malam, 21 Maret 2025, pukul 16.00-18.30 WIB. Pertemuan ini bertujuan untuk merumuskan langkah strategis dalam menyuarakan penolakan terhadap RUU tersebut. Mengingat sebagian besar mahasiswa sudah pulang kampung karena libur akademik, opsi penyampaian sikap melalui media sosial menjadi pilihan utama. Namun, jika terdapat dorongan kuat untuk aksi turun ke jalan, Presiden Mahasiswa (Presma) ITERA akan mengajukan wacana ini ke Aliansi Mahasiswa Lampung guna didiskusikan lebih lanjut.

Mahasiswa ITERA mengajukan tiga tuntutan utama :

1.Mengecam proses legislasi RUU TNI yang dianggap tidak transparan dan terburu-buru.

2.Menolak segala bentuk intervensi militer dalam kehidupan sipil.

3.Mendesak DPR untuk segera mengesahkan regulasi mengenai perampasan aset.

Foto : Dokumentasi Aktivis Mahasiswa ITERA Dalam Menolak RUU TNI (Ugy/filsafatmuslim.com)

Selain itu, mahasiswa juga mempertanyakan keputusan para legislator yang membahas RUU ini di hotel mewah, di tengah kondisi ekonomi negara yang sedang terbatas. Mereka menegaskan bahwa revisi Undang-Undang TNI harus dilakukan secara transparan, demokratis, dan berorientasi pada kepentingan rakyat, bukan hanya menguntungkan segelintir elite politik dan militer. (Ugy/FM)