Mengungkap Rencana Israel dan Nubuat Akhir Zaman: Dari Sapi Merah Hingga Visi Israel Raya
Filsafat Muslim - Sebuah analisis mendalam tentang bagaimana langkah-langkah kontroversial Israel saat ini dilihat sebagai pemenuhan syarat kedatangan Mesias dalam keyakinan mereka, dan bagaimana hal ini bersinggungan dengan nubuat akhir zaman dalam Islam.
Dalam eskatologi (ilmu tentang akhir zaman), bangsa Yahudi Israel sering kali dikaitkan dengan kedatangan Dajjal. Saat ini, berbagai upaya yang dilakukan oleh negara Israel dan kelompok-kelompok Yahudi tertentu dianggap oleh banyak pihak sebagai persiapan untuk menyambut kedatangan sosok Mesias yang telah lama mereka nantikan.
Langkah-langkah ini bukan sekadar manuver politik, melainkan berakar pada keyakinan mendalam akan janji Tuhan kepada nenek moyang mereka—Abraham, Ishak, dan Yakub. Mari kita bedah satu per satu agenda yang mereka yakini sebagai prasyarat penting menuju akhir zaman versi mereka.
1. Aliyah: Panggilan Mengumpulkan Kembali Bangsa Yahudi
Langkah fundamental pertama adalah Aliyah, yang berarti "pendakian" atau "kembali". Ini adalah gerakan untuk mengumpulkan kembali seluruh bangsa Yahudi yang tersebar di berbagai penjuru dunia untuk kembali ke tanah yang mereka klaim sebagai "Tanah yang Dijanjikan".
Sejak berdirinya negara Israel pada tahun 1948, migrasi besar-besaran telah terjadi. Hingga kini, diperkirakan sekitar 7 juta orang Yahudi telah menetap di Israel. Namun, populasi besar lainnya masih berada di luar negeri:
• Amerika Serikat: ~6 juta
• Prancis: ~460.000
• Kanada: ~393.000
• Inggris: ~292.000
• Argentina: ~175.000
• Rusia: ~150.000
Upaya ini terus berlanjut, seiring dengan klaim mereka atas Yerusalem sebagai ibu kota abadi, yang menyebabkan pendudukan atas tanah Palestina dan penjagaan super ketat di sekitar situs suci Masjidil Aqsa.
2. Ritual Sapi Merah: Prasyarat Pembangunan Kuil Ketiga
Salah satu persiapan yang paling provokatif dan menjadi sorotan dunia saat ini adalah ritual Sapi Merah (Parah Adumah). Menurut keyakinan Yahudi ultra-nasionalis, ritual ini adalah kunci untuk menyucikan para imam dan lokasi kompleks Masjidil Aqsa, sebagai syarat untuk meruntuhkan Al-Aqsa dan membangun kembali Kuil Sulaiman (Haikal Sulaiman) untuk ketiga kalinya.
Syarat sapi untuk ritual ini sangat ketat:
• Harus sapi betina berwarna merah sempurna tanpa cacat.
• Tidak boleh memiliki lebih dari dua helai bulu dengan warna berbeda.
• Belum pernah melahirkan, diperah susunya, atau digunakan untuk membajak.
Kelompok seperti Temple Movement secara aktif telah mempersiapkan altar dan bahkan telah mendatangkan sapi-sapi merah dari Texas, Amerika Serikat, untuk tujuan ini. Rencana ini menjadi ancaman nyata bagi keberadaan Masjidil Aqsa, kiblat pertama umat Islam.
3. Menghijaukan Palestina dan Misteri Pohon Gharqad
Menurut keyakinan mereka, sang Mesias hanya akan turun ke Israel ketika tanah Palestina yang gersang telah berubah menjadi subur dan hijau. Oleh karena itu, Israel gencar melakukan program penghijauan besar-besaran.
Uniknya, salah satu pohon yang paling banyak mereka tanam adalah Pohon Gharqad. Hal ini sangat relevan dengan hadis Nabi Muhammad SAW tentang perang akhir zaman:
"Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi, lalu kaum muslimin membunuh mereka hingga orang-orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Maka berkatalah batu dan pohon, 'Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini ada orang Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah dia,' kecuali pohon Gharqad, karena ia adalah pohon Yahudi." (HR. Bukhari dan Muslim)
Penanaman massal pohon ini seolah menjadi persiapan mereka untuk berlindung saat pertempuran akhir zaman tiba.
4. Visi "Eretz Israel": Ambisi Israel Raya dari Nil hingga Eufrat
Tujuan akhir dari semua ini terangkum dalam konsep "Eretz Israel HaShlema" atau Israel Raya. Ini adalah sebuah visi untuk mendirikan negara yang wilayahnya membentang dari Sungai Nil di Mesir hingga Sungai Eufrat di Irak.
Ambisi ini bahkan tercermin secara simbolis pada bendera Israel:
• Dua garis biru (di atas dan di bawah Bintang Daud) melambangkan Sungai Nil dan Sungai Eufrat.
• Bintang Daud di tengah melambangkan bangsa Yahudi yang berkuasa di antara dua sungai tersebut.
Visi ini menjelaskan mengapa Israel terus berupaya memperluas wilayah dan hegemoninya di Timur Tengah, karena mereka meyakini ini adalah batas wilayah yang dijanjikan Tuhan kepada mereka.
Perspektif Al-Qur'an: Janji Allah yang Pasti Terlaksana
Al-Qur'an telah mengisahkan tentang Bani Israil secara mendalam. Mereka adalah kaum yang diberi banyak nikmat, namun sering kali ingkar. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Isra' ayat 4:
“Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: ‘Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.’”
Para ulama menafsirkan bahwa "kerusakan pertama" telah terjadi di masa lalu, yang berujung pada kehancuran mereka oleh bangsa Babilonia dan Romawi, membuat mereka terusir dan tersebar (diaspora) ke seluruh dunia.
Adapun "kerusakan kedua" ditafsirkan oleh banyak ulama sebagai apa yang terjadi saat ini: kembalinya mereka ke Palestina, berdirinya negara Israel, dan kesombongan serta kezaliman yang mereka perlihatkan dengan dukungan kekuatan dunia.
Namun, janji Allah berikutnya juga pasti akan datang. Sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-Isra' ayat 7:
“...dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.”
Ayat ini memberikan harapan bahwa seiring dengan puncak kezaliman mereka, akan datang pertolongan Allah melalui tangan hamba-hamba-Nya yang beriman untuk membebaskan Palestina dan Masjidil Aqsa, sebagaimana Umar bin Khattab pernah membebaskannya di masa lalu. (Ugy/FM)