Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KM ITERA Beserta Mahasiswa ITERA Menggelar Aksi Menolak Lupa Guna Memperingati Kejadian September Hitam : Luka Lama Yang Terjaga Adalah Ancaman Nyata Bagi Pemerintah

Foto : Orasi KM ITERA Pada Pelaksanaan Aksi September Hitam di Kampus ITERA (Hdk/filsafatmuslim.com)

Filsafat Muslim - Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera atau yang dikenal dengan KM Itera dan segenap mahasiswa menggar aksi "Menolak Lupa guna memperingati kejadian September Hitam" kegiatan ini berlangsung pada 30/09/2025 pukul 18.30-20.00 WIB, aksi berpusat di gerbang utama institut teknologi Sumatera.

"September Hitam” merujuk pada berbagai peristiwa tragis yang terjadi di Indonesia pada bulan September,  peristiwa lain yang terjadi  dalam sejarah Indonesia yang penuh ketegangan, termasuk tragedi-tragedi kemanusiaan seperti pelanggaran hak asasi manusia atau kekerasan politik. Meskipun setiap insiden memiliki konteks yang berbeda, istilah ini umumnya menandakan peristiwa traumatis dan berdampak besar bagi perjalanan bangsa.

Foto : KM ITERA Pada Pelaksanaan Aksi September Hitam di Kampus ITERA (Hdk/filsafatmuslim.com)

Adapun Adira Syahrudin selaku Kabinet KM Itera menjelaskan gambaran dari kegiatan ini "point utama kegiatan ini untuk mengingat agar kita selayaknya masyarakat Indonesia tidak melupakan sejarah, dan dari sejarah itu kita bercerita bahwasanya Indonesia pernah se-kelam itu dan menolak agar hal hal kelak tidak terjadi lagi dengan cara memperingati nya" tuturnya.

Adapun beberapa runtutan tragedi tragis dan pelanggaran HAM yang ada di bulan September diantaranya:

1. Tragedi pembantaian tahun 1965-1966

2. Tragedi Tanjung Priok tahun 1984

3. Tragedi Semanggi II tahun 1999

4. Pembunuhan Munir tahun 2004

5. Pembunuhan salim kancil tahun 2015

6. Aksi demontrasi reformasi Diskorupsi 2019

7. Pembunuhan pendeta Yeremia 19 september 2020

Kevin Andeano selaku staf ahli kementerian kajian strategis KM Itera muturkan "Peringatan ini bukan sekedar peringatan biasa, tapi sebuah peringatan untuk mengingatkan kita, bahwasanya Indonesia hari ini sudah melewati banyak macam pertumpahan darah, banyak pengorbanan yang membuat kita sampai di hari ini, jadi jangan sampai generasi kita saat ini melupakan sejarah", katanya.

Selaras dengan itu Ahmad Riski selaku Staf ahli kementerian propaganda dan aksi KM Itera berpendapat bahwa "Agar kita bisa bersyukur atas kebebasan berpendapat yang telah kita dapati sekarang, sekaligus agar kita tidak lupa untuk terus menuntut hak - hak yang pada akhirnya tidak pernah di berikan dari pemerintah kepada korban", ungkapnya.

September hitam adalah ingatan kelam yang di rasakan rakyat Indonesia, ingatan kelam adalah ancaman nyata bagi pemerintah, disisi lain Muhammad Salosi selaku mahasiswa Itera menegaskan harapan dibalik kegiatan "September hitam" Semoga acara ini tetap menjadi simbolik, jangan sampai tahun berikutnya menjadi suatu tragedi lagi, harapannya bahwasanya semua mahasiswa ingat akan peranannya, sehingga kita selalu dapat menyuarakan apa yang seharusnya di suarakan", harapnya.

Begitu pula Qolbi Malik selaku Staf KM Itera beliau menuturkan "Ini bukan hanya sekedar agenda untuk menolak lupa, tetapi juga untuk membangun kembali kesadaran terutama mahasiswa/i Itera untuk mengingat kembali tragedi yang pernah terjadi".

Kegiatan ini diakhiri dengan menyanyikan lagu gugur bunga dan padamu negeri guna bentuk penghormatan terhadap para pahlawan yang gugur demi kemerdekaan, membangkitkan semangat nasionalisme, dan simbol pengingat bahwa pengorbanan tidak sia-sia. Semoga kejadian kejadian kelam yang lalu tidak terulang di masa yang akan datang sesungguhnya luka masa lalu adalah ancaman nyata bagi pemerintah (Hdk/FM).