Dengan Doa dan Pesan Damai, Rektorat Itera Lepas Ribuan Mahasiswa Sampaikan Aspirasi ke DPRD Lampung
Filsafat Muslim - Suasana khidmat menyelimuti Gerbang Utama Institut Teknologi Sumatera (Itera) pada Senin, 1 September 2025. Diiringi doa bersama, jajaran pimpinan, dosen, dan tenaga kependidikan melepas lebih dari 1.500 mahasiswa yang bergerak untuk menyuarakan aspirasi mereka ke Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lampung. Momen ini menjadi simbol dukungan penuh almamater terhadap gerakan moral mahasiswanya.
Pelepasan ribuan mahasiswa yang bergerak atas kesadaran sukarela ini bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah pesan kuat bahwa kebebasan berpendapat harus diiringi dengan etika dan tanggung jawab.
Dalam orasinya yang menggugah semangat, Rektor Itera, Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, menyuarakan keprihatinan mendalam atas kondisi bangsa saat ini. Ia juga menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya korban jiwa dalam aksi unjuk rasa serupa di berbagai wilayah.
"Kami melepas kalian dengan doa dan harapan. Sampaikanlah aspirasi dengan cara yang cerdas, santun, dan damai. Jangan biarkan perjuangan luhur ini dinodai oleh provokasi, anarkisme, atau perusakan fasilitas publik," pesan Rektor dengan tegas di hadapan para mahasiswanya.
10 Poin Sikap Resmi Sivitas Akademika Itera
Sebagai landasan moral gerakan, Rektor juga membacakan 10 Poin Sikap Sivitas Akademika Itera sebagai respons terhadap situasi nasional pasca demonstrasi di Gedung DPR RI pada Agustus 2025. Pernyataan sikap ini menjadi penegasan posisi Itera dalam mengawal demokrasi:
1. Menyatakan belasungkawa dan keprihatinan yang mendalam atas korban jiwa dan kerusakan fasilitas umum yang terjadi selama aksi demonstrasi.
2. Menuntut investigasi menyeluruh dan proses peradilan yang transparan terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab atas jatuhnya korban dan kerusakan yang timbul.
3. Mendorong Presiden untuk melakukan evaluasi fundamental terhadap kebijakan dan tata kelola pemerintahan agar selaras dengan jiwa dan amanat UUD 1945.
4. Mendesak aparat penegak hukum untuk menjalankan proses peradilan yang adil, jujur, transparan, serta bebas dari segala bentuk intervensi kekuasaan.
5. Menuntut Presiden melakukan evaluasi struktur kabinet dan menindak tegas pejabat pemerintah yang terindikasi terlibat dalam praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
6. Mendesak pemerintah untuk meninjau ulang kebijakan perpajakan yang dianggap memberatkan dan tidak berpihak pada kesejahteraan rakyat kecil.
7. Menuntut percepatan pemberlakuan Undang-Undang Perampasan Aset sebagai instrumen untuk memberikan efek jera bagi para pelaku tindak pidana korupsi.
8. Mendesak Presiden untuk segera memulihkan stabilitas keamanan negara dengan pendekatan yang profesional, proporsional, dan senantiasa menjunjung tinggi hak asasi manusia.
9. Menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk menghindari tindakan melawan hukum, perusakan, penjarahan, serta menolak segala bentuk provokasi berbau SARA dan tindakan destruktif lainnya.
10. Mengajak para tokoh bangsa dan seluruh lapisan masyarakat untuk bersatu padu menjaga lingkungan yang aman, tertib, dan damai demi keutuhan bangsa.
Suara Mahasiswa dan Dukungan Penuh Kampus
Presiden Keluarga Mahasiswa (KM) Itera, Muhammad Rizky Saputra, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pimpinan kampus yang telah memberikan ruang aman bagi mahasiswa untuk mengekspresikan kegelisahan mereka.
"Dukungan ini adalah energi bagi kami. Kami berjanji akan menjaga amanah ini, menjaga sikap, menolak provokasi, dan menolak anarkisme demi marwah almamater tercinta," ujarnya.
Dukungan dari pimpinan Itera tidak hanya berhenti di kata-kata. Ketua Senat Dr. Sunarsih, Wakil Rektor Prof. Dr. Eng. Khairurrijal, M.Si., Wakil Rektor Ir. Arif Rohman, S.T., M.T., beserta para dekan, turut mendampingi hingga gerbang utama. Suasana haru semakin terasa saat salah satu pimpinan membacakan puisi, menyuntikkan semangat moral bagi para mahasiswa yang akan berjuang menyuarakan suara rakyat. (Ugy/FM)