FEBI FEST 2025 UIN Raden Intan Lampung Economic Symposium Bersama Ferry Irwandi : Membangun Ekosistem Ekonomi Terdidik Dan Ekonomi Digital Indonesia Di Era Bonus Demografi
Filsafat Muslim - Selasa
(23/9/2025) Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung menggelar Febi Fest
national Economic Symposium, dengan menghadirkan Fery Irwandi (Founder Tan
Malaka Project) sebagai speaker pada kegiatan kali ini, acara ini dimulai dari
pukul 09.30 – 15.00 Wib, dengan perpusat pada Aula Ballroom UIN Raden Intan
Lampung, Jl Endro Suratmin, kelurahan sukarame, kota bandar Lampung.
Pada
kegiatan Febi Fest tahun ini mengangkat tema “Membangun ekosistem ekonomi
terdidik dan ekonomi digital Indonesia di era bonus demografi” dengan urgensi
yang sangat tinggi dan bersifat time-sensitive. Indonesia saat ini berada di
puncak bonus demografi, dimana proporsi penduduk usia produktif mencapai angka
maksimal. Fenomena ini adalah jendela peluang (golden opportunity) yang hanya
terjadi sekali dalam sejarah suatu bangsa, namun juga merupakan ancaman besar
jika tidak dikelola dengan baik. Tanpa kesiapan ekosistem ekonomi yang tepat,
gelombang tenaga kerja muda yang masif justru berpotensi menjadi beban sosial
dan pengangguran terdidik. Oleh karena itu, symposium ini menjadi platform
krusial untuk mempercepat kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri,
akademisi, dan masyarakat dalam merumuskan strategi konkret.
Fokus
pada ekonomi terdidik penting untuk memastikan SDM Indonesia tidak hanya banyak
secara kuantitas, tetapi juga unggul dalam kapasitas teknis, kewirausahaan, dan
literasi digital. Sementara itu, penguatan ekonomi digital adalah kunci untuk
menciptakan lapangan kerja baru, mendorong inovasi, dan meningkatkan daya saing
bangsa di kancah global. Momentum bonus demografi tidak akan pernah terulang;
symposium ini adalah langkah kritis untuk memastikan kita tidak melewatkannya
dan mampu mengubah potensi demografi ini menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan inklusif.
Ferry
Irwandi menegaskan” bonus demografi
terjadi karena proporsi penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) jauh lebih
besar dibandingkan jumlah penduduk usia non-produktif, yaitu anak-anak (<15
tahun) dan lansia (>64 tahun). Kondisi ini dipicu oleh penurunan angka
kelahiran dan kematian, sehingga rasio ketergantungan menurun dan negara
memiliki keuntungan ekonomi potensial dari populasi usia produktif yang
besar.”
Selanjutnya
beliau menegaskan “Bisa menjadi bonus ketika mereka bekerja (usia produktif) jika
tidak, maka terjadilah kemiskinan dalam research antara Singapura dan Indonesia
seharusnya yang menjadikan negara yang terlaksana bonus demografi adalah
Indonesia karena banyaknya usia produktif di Indonesia. Untuk menunjang bonus demografi bisa di
laksanakan karena pemerintah nya jalan dalam artian dari sektor UMKM di lakukan
Upgrading bukan hanya di pelihara hukum di tegakan walaupun Mentri terlibat
dalam kasus ya harus berani di tindak,”
Kegiatan ini di hadiri oleh : Rektor Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung Prof. H. Wan Jamaluddin Z, M.Ag., Ph.D. Dekan Fakultas Febi UIN Raden Intan Lampung Prof. Dr. Tulus Suryanto, M.M., Akt., C.A. Ketua HIPMI Bandar Lampung Indra Feriza, S.Ak. Kepala Dinas Parekraf Provinsi Lampung, Bobby Irawan, S.E., M.Si. Ketua DPRD Provinsi Lampung Ahmad Giri Akbar, SE.M.B.A. Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana, Gubernur Lampung, Rahmad Mirzani Djausal. (HDK/FM)