Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Lebih Dekat Tentang Khilafatul Muslimin




Filsafat Muslim -- Khilafatul Muslimin adalah jama’ah yang bersistem khilafah dengan misi rahmatan lil alamin bersifat terbuka dan universal. Sebagaimana telah kita pahami bersama bahwa Allah Subhanahu Wata’ala telah mewajibkan atas orang-orang beriman untuk menta’ati Allah, menta’ati Rasulullah dan Ulil Amri sesuai dengan Firman Allah Subhanahu Wata’ala :

Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS: An Nisaa’ 4:59)

Khilafatul Muslimin telah ada sejak Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq sampai dengan Kekhalifahan Turki Utsmani yang hancur atas konspirasi Yahudi di bawah kepemimpinan Musthofa Kamal Attaturk pada tahun 1924. Dimana dalam perjalanannya mengalami pasang surut dan tidak semuanya sejalan dengan “Khilafah Alaa Minhajin Nubuwwah”. Usaha untuk membangun kembali Khilafatul Muslimin setelah kehancurannya, telah banyak dilakukan, namun tidak juga membuahkan hasil. Adapun usaha-usaha yang pernah dilakukan antara lain :

1. Pada tahun 1926 diadakan Kongres Kekhalifahan Islam di Kairo, Mesir
2. Pada tahun 1926 Raja Ibnu Sa’ud memprakarsai Kongres Muslim Sedunia di Mekah
3. Pada tahun 1931 diadakan Konfrensi Islam Se-Dunia di Aqsho, Yerussalem
4. Pada tahun 1949 Konfrensi Islam Internasional Kedua di Karatchi
5. Pada tahun 1951 Konfrensi Islam Internasional Ketiga di Mekah
6. Pada tahun 1951 Pertemuan Puncak Ummat Islam di Mekah
7. Pada tahun 1964 Konfrensi Muslim Se-Dunia kembali di Mekah
8. Pada tahun 1969 Pertemuan yang melahirkan Organisasi Konfrensi Islam disingkat OKI di Rabat
9. Pada tahun 1974 diadakan KTT Negara-negara Islam Lahore, dalam kesempatan ini, Presiden dari beberapa Negara seperti Urganda, Mesir, Yaman Utara, Libia mengusulkan agar Raja Faishal dari Arab Saudi menjadi Khalifah/Amirul Mu’minin tetapi beliau tidak bersedia.
10. Di Indonesia juga tidak ketinggalan Bapak H.O.S. Cokroaminoto sebagai pelopor mengemukakan gagasan Pan Islamisme dengan ketiga tahap perjuangan:
– Kemerdekaan Indonesia yaitu mengusir penjajah dari muka bumi.
– Kemerdekaan Islam di Indonesia, Islam sebagai satu-satunya sistem yang haq, bisa berlaku di Indonesia secara sempurna dan dilindungi oleh kekuasaan (NII)
– Kemerdekaan Islam di Dunia yaitu membentuk Khilafah Fil Ardhi sebagai penjabaran dari Mulkiyah Allah (kerajaan Allah di muka bumi) Bapak H.O.S Cokroaminoto dengan Syarikat Islamnya (SI) pada tahun 1912, yang ditingkatkan kemudian menjadi Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) tahun 1930 dan akhirnya dilanjutkan oleh bapak Imam Sekarmaji Marijan Karto Soewiryo dengan memproklamirkan NII pada tanggal 12 Syawal 1368 Hijriah atau 7 Agustus 1949 yang naskah proklamasinya ada di PBB juga mencita-citakan tegaknya kekhalifahan.
11. Muncul lagi Konfrensi Internasional Khilafah Islamiyyah di Stadion Tennis Indoor Senayan Jakarta pada hari Ahad 20 Mei 2000 Pukul 08.00-14.00 WIB. Disponsori oleh Syabab Hizbut Tahrir yang dihadiri oleh berbagai komponen ummat Islam (dalam dan Luar Negeri) tapi hanya sampai pada menganjurkan tegaknya Kekhalifahan Islam.
12. Konfrensi yang serupa terulang kembali pada hari Ahad tanggal 28 Rajab 1428 Hijriah atau 12 Agustus 2007 Masehi bertempat di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta yang dihadiri oleh sekitar 200 ribu Kaum Muslimin, namun pada akhirnya hanya berupa seruan dan Tabligh Akbar serta wacana atau pengetahuan belaka, bukan pengamalan Sistem Kepemimpinan Islam (Khilafah).

Disisi lain, terdapat Pendidikan Berbasis Khilafah yang dibangun oleh kekhalifahan milik kaum muslimin (Khilafatul Muslimin) yang dinamakan Pondok Pesantren Ukhuwah Islamiyyah (PPUI) yang telah tersebar di seluruh Indonesia mulai dari Kota Aceh, Lampung, Bengkulu, Jawa, Sorong hingga NTB. Untuk mendaftar ke dalam Pondok Pesantren Ukhuwah Islamiyyah (PPUI) tersebut, tidak dipungut biaya alias “Gratis”. Maka dari itu, dukungan penuh sangat kami harapkan dari seluruh warga Khlafatul Muslimin agar berjalannya Pendidikan ini.