Rahasia Sukses ada pada Niat yang Benar

Filsafat Muslim -- Rahasia Sukses ada pada Niat yang Benar. Secara umum, Niat merupakan amalan yang diawali dengan hati (amaliyah qolbiyah). Dalam bahasa arab, niat diartikan sebagai keinginan dalam hati untuk melakukan sesuatu atau tindakan tertentu.
Untuk menggapai suatu kesuksesan, tentu niat adalah salah satu modal penting untuk kita agar selalu termotivasi dalam melakukan tindakan sehingga hasil yang kita dapat bisa sesuai dengan apa yang diharapkan.
Bagi orang yang telah sukses dan memiliki pencapaian yang baik di dalam hidup mereka, menceritakan sejumlah pengalaman bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Terdengar manis ketika kita melihat dari sisi pencapaian. Namun dibalik itu semua, ada banyak sekali godaan, rintangan bahkan sampai punya pemikiran untuk berhenti di tengah jalan.
Tentu kita bertanya-tanya, apa yang dilakukan oleh mereka sehingga bisa meraih sebuah kesuksesan?
Logikanya mudah, "mereka saja bisa, kenapa kita tidak bisa?"
Bisakah kita Bangun Sebelum Tidur ?
Tiba Sebelum Berangkat ?
Kenyang Sebelum Makan ?
dan Paham Sebelum Belajar ?
Jawabannya adalah "BISA"
Bagaimana mungkin ?
Seseorang yang batinnya sudah memastikan diri untuk bangun di jam 3 malam untuk menonton siaran langsung Pertandingan Sepak Bola Piala Dunia, bisa tepat bangun di jam 3 malam tanpa menggunakan jam alarm sekalipun, saking tak ingin melewatkan siaran langsung "live" pertandingan tersebut. Sementara itu, ada orang yang berusaha setengah mati untuk bisa melaksanakan ibadah sholat Tahajud dengan memasang alarm jam 3 malam, ternyata tetap saja tidak terdengar oleh telinga karena lelap nya tidur yang sedang dinikmati.
Kenapa bisa seperti itu ?
Jawabannya adalah "NIAT"
Bayangkan, ada manusia yang sehari-harinya selalu membayangkan di hatinya bahwa suatu hari dia akan sampai ke Tanah Suci, padahal dia orang yang miskin yang bisa dikatakan tidak mampu. Tiba-tiba kita mendengar bahwa dia terundang sebagai Tamu Allah SWT. untuk menunaikan Ibadah Haji melalui jalan yang tidak disangka-sangka. Sementara ada manusia yang dikategorikan sebagai orang yang mampu melakukan Ibadah Haji, tetapi sampai akhir hayatnya dia belum sempat menunaikan Ibadah Haji.
Apa yang membedakan 2 orang tersebut ?
Jawabannya adalah "NIAT"
Bukankan saat kita melakukan ibadah sahur di Bulan Ramadhan walau hanya dengan sebutir kurma, bisa sanggup menahan lapar hingga berbuka puasa diwaktu maghrib. Sementara saat ini kita tidak sedang dalam keadaan shaum, siangnya kita merasa lapar yang luar biasa, rasanya akan sangat lemas dan tidak berdaya apabila dipaksakan bekerja sampai sore jika melewatkan makan siang.
Kok bisa begitu ya ?
Jawabannya adalah "NIAT"
Bagaimana mungkin ada orang yang bisa begitu paham akan suatu permasalahan hidup hingga menjelaskan semua pertanyaan yang ditujukan kepadanya, padahal sehari-harinya dia bukanlah seseorang yang kutu buku, malah sesekali saat dia belajar akan sesuatu terlihat begitu santai melakukannya, sementara ada orang yang begitu giat membaca dan begitu sibuk belajar namun tak kunjung paham.
Apa yang menyebabkan perbedaan tersebut ?
Lagi-lagi jawabannya adalah "NIAT"
Berikut hadits tentang Niat :
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Artinya : "Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. (HR. Bukhary)
Bila awal adalah akhir, maka sebetulnya niat yang ditetapkan di awal sudah sampai di tujuan akhir, karena begitulah cara kerja Alam Semesta dalam Sunnahtullah-Nya.
Bila niat mencari jodoh dan rezeki sudah benar maksud dan tujuannya, maka jodoh dan rezeki tersebut sebetulnya sudah mewujud di dalam batinnya, sisanya tinggal berusaha "ikhtiar" menjemput jodoh dan rezeki tersebut dengan petunjuk demi petunjuk yang didapatkan dari usaha demi usaha.
- Bagaimana mungkin kita hendak bepergian tanpa pernah menetapkan terlebih dahulu kemana hendak pergi ?
- Bagaimana mungkin kita mau belajar akan sesuatu tanpa pernah menetapkan diri terlebih dahulu, ilmu apa yang kita butuhkan ?
Niat kesannya kita lakukan di awal, padahal dia adalah Rahasia dibalik keadaan dan kenyataan pada akhirnya. Semoga niat kita semuanya sudah benar adanya dan dijaga kemurniannya hanya karena mengharap Ridho Allah SWT semata.