Menyambut 1 Syawal 1442 H Bersama Warga Khilafatul Muslimin di Komplek Khilafah
Filsafat Muslim -- Perayaan Hari Raya Idul Fitri 1442 H jatuh pada tanggal 13 Mei 2021 dan menjadi hari besar bagi seluruh umat Islam. Idul Fitri memiliki makna yang berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa sendiri, yaitu manusia yang bertaqwa. Makna Hari Raya Idul Fitri hendaknya menjadi momentum untuk menyempurnakan hubungan vertikal dengan Allah SWT dan secara horizontal membangun hubungan sosial yang baik dengan sesama.
Momen Hari Raya Idul Fitri juga disambut riang dan antusias oleh warga Khilafatul Muslimin. Adapun ibadah Solat Ied warga Khilafatul Muslimin dilakukan di Komplek Khilafah, Desa Karangsari, Jati Agung, Lampung Selatan dalam rangka menyempurnakan hubungan vertikal dengan Allah SWT, dengan dipimpin oleh Ust. Muhidin serta diikuti para warga Khilafatul Muslimin lainnya secara hikmat.
Kemudian Ust. Supriono Hadi (Amir Daulah Sumatera) dalam khutbahnya menyampaikan “Hari Raya Idul Fitri hendaknya dijadikan sebagai momentum bagi kaum muslimin untuk mempererat dan memperkokoh tali persaudaraan diantara mereka, karena pada dasarnya umat islam adalah bersaudara”.
“Rasulullah SAW bersabda bahwa kalian melihat persaudaraan diantara kaum muslimin yang mereka jalin kasih sayangnya, lemah lembutnya seperti halnya satu tubuh. Jika satu tubuh merasakan sakit maka tubuh yang lainnya juga akan merasakan sakit, sehingga tidak bisa tidur dan juga merasakan demam”, ungkapnya.
“Jika kita perhatikan, persaudaraan-persaudaraan yang dijalin oleh orang terdahulu di pada masa Rasulullah SAW yang menanamkan aqidah dalam diri orang – orang beriman dan juga menanamkan persaudaraan diantara mereka. Menjalin persaudaraan diantara mereka karena iman dan karena Allah SWT, bukan persaudaraan yang dijalin karena dunia, saling akrab, kedekatannya, dan juga bukan karena mereka saling memberi antara satu dengan lainnya”, lanjutnya.
“Sebagaimana contoh persahabatan atau persaudaraan yang telah diperlihatkan oleh 3 (tiga) sahabat Rasulullah SAW pada peperangan Yarmuk, diantaranya yaitu Al – Harits bin Hisyam, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Ayasy bin Abu Rabi’ah. Betapa luar biasanya jika contoh persahabatan dan persaudaraan yang telah diperlihatkan oleh 3 (tiga) sahabat Rasulullah SAW tersebut, yang dimana mereka pun sempat untuk meminum air itu, namun mereka mendahulukan kepentingan saudara nya daripada kepentingan dirinya. Jika persaudaraan tersebut bukan dijalin karena iman dan karena Allah SWT, maka mustahil itu semua akan terwujud dalam kehidupan nyata ini” jelas Ust. Supriono.
Adapun cerita tentang para sahabat tersebut merupakan bentuk kasih sayang persaudaraan dimana kala itu dalam keadaan terdesak yaitu sama – sama membutuhkan air minum hingga merintih kehausan. Namun air minum tersebut hanya dapat diminum oleh satu orang saja. Meskipun demikian, para sahabat tersebut tidak melupakan kondisi antara satu sama lainnya sehingga pada akhirnya para sahabat mati secara syahid karena saling memikirkan satu sama lainnya.
Dalam penutup khutbahnya, Ust. Supriono mengatakan “Barangsiapa yang menjalin persaudaraan diantara mereka orang – orang beriman, namun bukan karena iman dan karena Allah SWT, maka persaudaraan yang dijalinnya itu tidak akan dapat mendatangkan manfaat sedikit pun bagi pelakunya. Begitu pun sebaliknya, barangsiapa yang menjalin persaudaraan diantara mereka orang-orang beriman karena iman dan karena Allah SWT, maka Allah SWT akan memberikan balasan yang sangat luar biasa baginya, yaitu adalah perlindungan yang dimana pada hari nantinya kelak tidak ada lagi hari perlindungan selain perlindungan Allah SWT”.
Setelah selesai melaksanakan Ibadah Solat Ied, para warga Khilafatul Muslimin saling berjabat tangan serta memaaf – maafkan sebagai bentuk rasa persaudaraan umat muslim yang nyata. Terlihat senyum dan keramahan yang ditampakan para warga menimbulkan perasaan damai di lingkungannya. Dengan adanya hal tersebut semoga perayaan Hari Raya Idul Fitri 1442 H menjadikan umat muslim seluruhnya untuk saling memberikan rasa kasih sayang, tolong – menolong dan kekeluargaan yang harmonis. Sehingga selain dapat menyempurnakan hubungan vertikal dengan Allah SWT tetapi juga secara horizontal dengan membangun hubungan sosial yang baik dengan sesama. (FM / Said)