Penjelasan Quarter Life Crisis Dalam Kehidupan Manusia
Filsafat Muslim -- Terciptanya generasi yang jiwanya lemah, mudah protes, sakit hati dan lain sebagainya. Lalu bagaimana mau berkontribusi jika dalam diri kita sendiri saja itu sebenarnya terdapat penyakit seperti itu ?
Padahal jika kita tahu, Allah SWT menciptakan manusia dengan bentuk yang sangat sempurna. Jiwa kita itu lebih kuat dari apa yang kita sangka selama ini. Apa kita pernah berfikir mungkin kita merasa kerdil, merasa rendah?
Apa itu Quarter Life Crisis ?
Quarter Life Crisis adalah rasa kecemasan terhadap suatu hal yang belum kita ketahui dimasa yang akan datang. Seperti halnya jodoh, rezeki, umur dan lain sebagainya. Mungkin dari kita ada yang merasakan kecewa akan suatu hal yang sudah diperjuangkan secara sepenuhnya namun merasakan pahitnya kegagalan pada prosesnya. Hal ini memang membuat kita jadi susah untuk melakukan perubahan. Maka dari itu, mari kita baca kisah-kisah orang yang telah mengalami Quarter Life Crisis dan mampu mengubah lingkungan sekitarnya menjadi lebih baik.
Fase Naik Kelas
Merasakan menjadi sebatas rempahan rengginang, tidak paham potensinya tentang apa, harus ngapain, dan mempunyai pemikiran ingin sekali bermanfaat tetapi tidak bisa. Tenang, ternyata kalian tidak mengalami hal itu sendiri. Untuk yang sedang mengalami quarter life crisis, lebih dari setengah milenial atau 6 dari 10 orang hari ini sedang mengalami hal tersebut.
Apa Masalah Terbesar dari Quarter Life Crisis ?
Yaps, yang pertama pasti soal finansial atau masalah keuangan. Uang bisa membuat kita pusing karena masa-masa peralihan ini adalah masa dimana kita tidak lagi menggantungkan diri sama orang tua. Terkhusus yang sudah lulus kuliah, jadi sudah tidak bisa lagi minta uang ke orang tua. Hal yang seperti itu yang akhirnya menjadikan kegalauan muncul dari kalangan anak-anak muda.
Apakah Quarter Life Crisis ini Wajar ?
Wajar jika dilihat dari faktanya saja, karena 6 dari 10 milenial mereka mengalami hal seperti ini, jadi kita tidak sendirian. Akan tetapi jika dari perspektif Islam itu tidaklah wajar. Karena di dalam Islam, konsep Quarter Life Crisis seharusnya sudah selesai sebelum akil baligh. Kenapa? Jika dilihat dari artinya, akil berarti akal sudah siap atau sudah dewasa secara pikiran, maupun sikap. Setelah memasuki masa akil baligh, kita sudah harus tau kemana arah tujuan hidup yang akan kita tempuh ke depan.
Di dalam ilmu parenting (mendidik anak) itu seharusnya sudah bisa lepas dari orang tuanya. Tapi sebenernya itu adalah sebuah konsep yang salah. Karena di dalam Islam, kita tidak mengenal istilah remaja. Islam hanya mengajarkan adanya sebelum akil baligh (anak-anak) dan sesudah akil baligh (dewasa).
Umur rata-rata manusia yang sudah akil baligh jika perempuan adalah 11-14 tahun. Sedangkan untuk laki-laki itu antara 12-15 tahun. Orang yang sudah akil baligh itu artinya mereka sudah bisa mempertanggung jawabkan amal ibadah mereka masing-masing (tidak ditanggung oleh orang tua). Sehingga salah jika ada orang yang sudah berumur 20 tahun ke atas tetapi mereka masih belum memiliki tujuan hidupnya.
Cara Para Penghuni Surga Menghadapi Quarter Life Crisis
Bagaimana mereka menjalani kehidupan dari anak-anak hingga dewasa? Apakah mereka seperti kita yang 6 dari 10 milenials itu terkena Quarter Life Crisis? Berikut penjelasannya:
1. Nabi Muhammad SAW
Jika dilihat dari kehidupan Rasullullah, dalam Islam tidak diajarkan masa remaja menuju masa dewasa, yang ada itu hanya dari masa anak-anak kemudian dewasa. Kita tahu bahwa Rasulullah itu sewaktu umur 7 tahun sudah bisa belajar bertanggung jawab.
Selama 7 tahun juga sudah mempunyai sifat amanah dengan mengembala kambing-kambingnya, pergi 100 pulang pun 100, semuanya gemuk-gemuk. Umur 12 tahun Rasulullah sudah ekspedisi untuk dagang internasional, dimana dalam massa akil baligh, Rasulullah itu udah belajar secara finansial. Umur 17 tahun sudah jadi kepala perdagangan internasional, pamannya pensiun dan digantiin sama Rasulullah umur 22 tahun. Ketika memasuki umur 25 tahun, Rasulullah menikah dengan Khadijah dengan mahar 20 ekor unta dan sebelum menikah juga ia ikut dalam bisnisnya Khodijah. Terbukti Rasulullah sudah bisa diandalkan sejak kecil.
2. Zubair bin Awwam
Ada kisah heroik pada saat Zubair Bin Awwam (sepupu Nabi Muhammad SAW) ini yaitu ketika terjadi perang Hunain, ia melihat pimpinan musuh yang bernama Malik bin Auf melarikan diri sendirian. Di sisi lain, pasukan yang dipimpin Zubai dalam keadaan tersedak, tapi dengan penuh keberanian Zubair menyerbu pasukan musuh dan membuat mereka kewalahan. Zubair adalah orang pertama yang menghunus pedang di jalan Allah SWT. untuk membela Rasulullah. Namanya sangat terkenal sebagai pejuang tangguh dan dia termasuk dalam 10 orang sahabat Nabi Muhammad SAW yang sudah dijamin masuk ke surga.
3. Usamah bin Zaid
Umur 18 tahun sudah ditunjuk sama Rasulullah untuk memimpin pasukan perang ke Syam dan pulang dengan kemenangan dan wanimah (harta rampasan perang).
4. Muhammad Al-Fatih
Di umur 8 tahun, dia sudah hafal Al-Qur’an bahkan ketika memasuki umur 19 tahun sudah diangkat menjadi raja. Rentang 8 sampai 11 tahun beliau merupakan pelajar yang sangat baik. Kemampuannya bisa menguasai bahasa Arab, Turki versi Ibrani latin dan Yunani. Dari kecil jika kita lihat kisahnya, Muhammad Al-Fatih sudah sering diajak ke atas bukit yang di atas bukit itu dia bisa melihat benteng konstantinopel. Pada saat itu juga ayahnya berpesan jika Muhammad Al-Fatih nanti beranjak dewasa, ia akan menghancurkan benteng tersebut.
Sejak kecil dia sudah tahu kemana arah tujuannya hidup dan cita-cita besarnya. Lalu dia juga melatih basic skill untuk peperangan, berenang, berkuda, memanah, teknik beladiri, belajar ilmu astronomi juga fiqih hadits matematika.
5. Salahuddin Al Ayyubi
Impiannya sejak kecil yaitu ingin membebaskan Palestina. Untuk jaman sekarang, sangat sedikit sekali di umur 8 hingga 10 tahun sudah bisa mempunyai cita-cita ingin membebaskan Palestina. Jika ada anak kecil yang cita-citanya ingin membebaskan Palestina, setidaknya dia sudah paham tentang aqidah dari pentingnya membela Palestina.
Masa mudanya sangat cemerlang jadi prajurit, panglima, perdana menteri hingga diangkat menjadi Khalifah Mesir. Al Ayyubi itu suka melihat masjid ke daerah-daerah terpencil. Jika saat shalat subuh kemudian barisan di masjidnya masih sedikit, beliau berkata “Ah ini mah meskipun digalakin untuk berjihad juga gak bakal menang kalah kualitasnya”. Bayangkan orang yang bisa datang ke masjid subuh dari satu masjid ke masjid lain itu pasti punya semangat jihad yang luar biasa dan juga punya cita-cita yang sangat besar untuk bisa melakukan hal tersebut.
Menjadi hal yang tidak wajar jika kisah tersebut kita lihat dari sudut Quarter Life Crisis. Pertanyaannya adalah haruskah kita memakai standar mereka? karena jaraknya sudah 1400 tahun lalu.
Apakah Hal Tersebut Masih Bisa Kita Terapkan di Zaman Sekarang ?
Jawabannya adalah "BISA".
Pedoman kita dengan mereka itu sama yaitu Al-Qur’an. Panutannya mereka pun juga sama dengan kita, yaitu sama-sama menjadi umatnya Rasulullah SAW. Jadi ketika kita melihat para pemuda milenial di zaman Rasulullah punya kualitas seperti itu, seharusnya anak muda zaman sekarang juga punya kualitas yang sama.
Mengapa Hari ini Anak Muda Masih Risau Tentang Penyakit Quarter Life Crisis ?
Karena memang hari ini adalah zaman yang sangat menyeramkan. Kita hidup di zaman orang-orang itu menjadi terlambat dewasa. Kita terpapar dengan hal-hal yang bisa dibilang negatif seperti misalnya pornografi atau orang mungkin menyebutnya sexual education padahal itu adalah seksual exposure, kemudian larangan untuk menikah muda dan lain sebagainya.
Bagaimana Cara Meluruskan ke Jalan yang Benar?
Kunci nya adalah Al-Qur’an.
Al-Qur’an sangat berpengaruh terhadap diri kita, apalagi dalam hal mencari jalan yang baik dari yang terbaik. Pastikan kita dekat dengan Al-Qur’an maka hati kita akan terasa tenang, dekat dengan Allah SWT. Tanamkan dalam hati bahwa kita bisa menjadi orang muslim yang selalu berada di jalan yang benar.
Di dalam Al-Qur’an, tujuan hidup manusia itu yang pertama adalah untuk beribadah. Terkadang ibadah kita terutama dalam hal sholat saja suka diabaikan bahkan ditinggalkan. Padahal amalan yang paling pertama dihisab yaitu sholat.
Disisi lain, Quarter Life Crisis bukanlah masalah. Tapi itu adalah sebuah fase dimana kita dituntut untuk bisa berkembang. Karna ketika kita berada fase ini, maka yang harus dilakukan adalah bagaimana caranya agar kita bisa keluar dari zona Quarter Life Crisis.
Quarter Life Crisis akan selesai ketika kita sudah mulai mengerti tentang arti kesuksesan dan kegagalan, hal tersebut ada di dalam surat Al-Asr ayat 1-3. Kesimpulan nya adalah kita hidup bukan tidak boleh mengejar kesuksesan dunia, harus kita sadari juga bahwa semua bisa jadi kerugian ketika kita tidak mendasarkan pada iman seperti di surah Al-Asr 1-3 tadi. Semisal masalah terbesar Quarter Life Crisis adalah finansial (keuangan). Bukan berarti ketika saldo rekening kita banyak, lalu kita sudah merasa kaya raya. Akan tetapi hal tersebut mengajarkan kita bahwa manusia harus senantiasa bersyukur dengan rezeki yang diberikan oleh Allah SWT.
Jangan memperjuangkan mimpi kita sendirian. Libatkan Allah SWT dalam segala sesuatu agar kita selalu bisa dekat dengan-Nya. Sebagaimana yang dimaksud di dalam QS. Ali Imron ayat 29:
"Katakanlah: jika kamu sembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu nyatakan, Allah pasti mengetahuinya. Dia mengetahui apa yang ada di langit bumi. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu."
Author : Ummu Immaroh Madani