Hamas Terima Sebagian Proposal Perdamaian Trump: 4 Alasan di Baliknya
Filsafat Muslim - Gaza, 4 Oktober 2025, Hamas menyatakan kesediaannya menerima sebagian poin dari rencana gencatan senjata yang diajukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk mengakhiri perang genosida Israel di Gaza yang telah berlangsung hampir dua tahun. Namun, sejumlah elemen dalam proposal 20 poin itu disebut masih memerlukan negosiasi lanjutan.
Trump menanggapi langkah tersebut dengan meminta Israel “segera menghentikan pengeboman Gaza” dan menyebut Hamas “siap menuju perdamaian abadi”. Meski intensitas serangan tampak mereda, pesawat tak berawak Israel tetap menyerang sebuah tenda di al-Mawasi, Gaza selatan, menewaskan dua anak dan melukai beberapa orang lainnya. Serangan itu menjadi korban pertama sejak Hamas memberikan tanggapan positif atas proposal Trump.
1. Pertukaran Tawanan
Dalam proposalnya, Trump mengajukan pertukaran 48 tawanan Israel yang tersisa dengan tahanan Palestina. Hamas menyatakan kesediaan untuk membebaskan seluruh tawanan Israel sesuai formula pertukaran yang diuraikan dalam dokumen tersebut, dengan syarat kondisi lapangan memungkinkan. Hamas juga menegaskan siap segera memasuki negosiasi melalui mediator.
2. Penyerahan Kepemimpinan Gaza
Hamas mengisyaratkan kesiapan untuk menyerahkan administrasi Jalur Gaza kepada badan independen Palestina berbasis konsensus nasional, dengan dukungan Arab dan Islam. Sikap ini menandakan pergeseran peran, meski Hamas menolak konsep “Dewan Perdamaian” yang diusulkan Trump bersama Tony Blair. Hamas menekankan bahwa Gaza harus tetap berada di tangan rakyat Palestina, bukan pihak asing.
3. Menghargai Upaya Internasional
Hamas menyampaikan apresiasi terhadap upaya Arab, Islam, dan internasional dalam mendorong perdamaian, termasuk inisiatif Trump. Namun, mereka menegaskan beberapa aspek sensitif terkait masa depan Gaza dan hak-hak sah rakyat Palestina harus ditentukan melalui konsensus nasional serta hukum internasional.
4. Ruang untuk Negosiasi
Qatar, sebagai mediator bersama Mesir dan AS, menyambut baik sikap Hamas dan menyatakan proses negosiasi akan berlanjut. Sekjen PBB Antonio Guterres turut mendorong semua pihak untuk memanfaatkan momentum ini sebagai jalan menuju gencatan senjata permanen. Mesir bahkan menyebut adanya peluang besar menuju perkembangan positif, dengan dukungan negara Arab, AS, dan Eropa.
Refleksi Keislaman
Sikap Hamas yang membuka ruang dialog, meski dengan sejumlah syarat, menunjukkan adanya upaya mengedepankan jalan damai demi menyelamatkan nyawa rakyat Gaza. Dalam Islam, perdamaian merupakan nilai luhur yang sangat dijunjung. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Anfal [8]:61:
“Dan jika mereka cenderung kepada perdamaian, maka engkau (juga) hendaklah cenderung kepadanya serta bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.
Ayat ini menegaskan bahwa upaya menuju perdamaian adalah bagian dari amanah keimanan, selama tidak mengorbankan prinsip kebenaran dan keadilan. Dengan demikian, perjuangan rakyat Palestina bukan sekadar mempertahankan tanah air, tetapi juga menjaga martabat kemanusiaan yang diridai Allah SWT. (Ugy/FM)
