Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Konsep Jamaah Tabligh




Filsafat Muslim -- Jamaah Tabligh yaitu organisasi yang didirikan oleh seorang ulama Islam terkemuka Syeikh Muhammad Ilyas bin Syeikh Muhammad Ismail, bermazhab Hanafi, al-Jisyti, Kandahlawi (1303 – 1364 H). Tujuannya menanamkan Islam “Sejati” di antara umat Muslim di seluruh dunia. Waktu itu banyak umat Muslim di India merasa bahwa identitas politik dan agama mereka terancam oleh kekuasaan kolonial Inggris. Organisasi tersebut kemudian berkembang pesat di India yang pada saat itu belum terbagi menjadi beberapa negara. Perkembangannya terus meningkat setelah India merdeka pada 1947, bahkan ketika Pakistan dan Bangladesh berdiri.

Pendiri Jamaah, Syeikh Mohammed Ilyas pernah berkata, “Oh umat Muslim jadilah Muslim yang baik”. Perkataan itu menjadi inti dari tujuan utama Jamaah Tabligh dengan mengedepankan ajaran Islam di antara umat Muslim. Para anggotanya mengklaim Jamaah Tabligh adalah organisasi non-politis yang bertujuan membangun masyarakat Islam berdasarkan ajaran Al-Qur’an.

Organisasi tersebut mengirim delegasi-delegasinya ke berbagai negara selama 40 hari dalam setahun dan terkadang dalam jangka waktu yang lebih pendek. Para pensyiar dari organisasi itu menjalankan metode syiar agama orang-per-orang, sehingga mereka akan mendatangi rumah-rumah umat Muslim untuk menyampaikan ajaran Islam.

Apa yang terjadi di Delhi?

Pertemuan di Ibu kota India itu merupakan acara tahunan yang berlangsung pada 3 Maret, sedangkan kapan berakhirnya ada berbagai versi. Yang jelas, saat acara itu rampung, banyak orang termasuk 250 warga negara asing memilih bertahan di kota itu.

Di Indonesia, hanya butuh waktu dua decade atau sekitar 20 tahun, Jamaah Tabligh (JT) sudah tersebar. Hampir tidak ada kota di Indonesia yang belum tersentuh oleh model dakwah mereka. Tanda kebesaran dan keluasan pengaruhnya sudah ditunjukkan pada saat mengadakan “Pertemuan Nasional” di Pesant
ren Al-Fatah Desa Temboro, Magetan, Jawa Timur pada tahun 2004.